Opini  

Menyerahkan Diri kepada Ilahi

Menyerahkan Diri kepada Ilahi
Kontemplasi Ramadan Djoko Tetuko

Lomba
’’Fastabikhul Khoirot (berlomba-lombalah untuk berbuat baik)’’, ayat pendek ini kabar dari Allah SWT bahwa berlomba-lomba untuk berbuat baik, menghabiskan sisa bulan ramadan, dengan niat menjemput semua momen dan peristiwa bersejarah, dengan ibadah wajib serta memperbanyak ibadah sunnah, membaca Al-Qur’an, memberikan sadaqoh jariyah, membayar zakat fitrah dan zakat mal, serta melalukan berbagai model ibadah, baik nampak maupun tersamar, merupakan perbuatan yang sangat baik.

Berlomba-lomba meninggalkan pekerjaan rutinitas, yang selama ini sudah menjelma menjadi dewa. Menanggalkan pangkat, jabatan, derajat duniawi, hanya karena ingin memberikan yang terbaik untuk Allah SWT dalam menjalankan puasa wajib di bulan suci ramadan, serta ibadah sesbagaiman anjuran Rasulullah SAW yang dilanjutkan ulama. Maka perlombaan seperti itu cukup baik, dan tinggal menata niat supaya semua hanya karena Allah SWT. Atau menyerahkan diri kepada Ilahi, mengingat semua urusan ibadah selama bulan ramadan, dengan harapan mendapat pertolongan, hidayah, dan ridloNYA.

Mengapa harus menyerahkan diri? Kalimat menyerahkan diri, memang seakan-akan tidak mampu berbuat apa-apa, bahkan sudah angkat tangan menghadapi berbagai tekanan, bahkan siap dieksekusi sekalipun. Juga sebuah pernyataan merendahkan diri karena menyatakan menyerahkan semua pangkat, derajat, dan jabatan, dengan satu harapan mendapat ridlo Ilahi, sehingga semua harus diserahkan sebagai bukti ketaatan dan ketidakinginan untuk mendapatkan pujian, selain dari Allah SWT semata.

Masih ada waktu dan kesempatan untuk menyerahkan diri kepada Ilahi Robbi, tinggal kemampuan kita meninggalkan dan menanggalkan semua pernik-pernik duniawi, bahkan memberikan kembali semua yang sudah diberikan Sang Pencipta langit dan bumi, adalah bentuk kemauan, kemampuan, juga ketaatan dalam menyerahkan diri ini.

Bagaimana cara terbaik untuk menyerahkan diri? Sekali lagi, ibarat berjalan di padang nan luas (oase), maka masing-masing akan memaknai perjalanan itu, sebagaimana sesuai dengan kata hatinya. Oleh karena itu, mari berjalan sesuai dengan kata hati secara sungguh-sungguh dalam menyerahkan diri kepada Ilahi Robbi.

Semoga dengan menyerahkan diri kepada Ialhi Robbi. maka harapan terendah maupun tertinggi akan mendapat sambutan dari Ilahi Robbi.