Kim Yong-chol, seorang penasihat yang dekat dengan Kim Jong-un dan wakil ketua Komite Sentral Partai Buruh, adalah pejabat Korut yang paling senior yang bertemu dengan pejabat tinggi AS untuk pembicaraan di Amerika Serikat selama hampir dua dekade.
Sebagai imbalan untuk menyerahkan senjata nuklirnya, Washington berpotensi melonggarkan sanksi terhadap Pyongyang, yang menyebabkan kemungkinan adanya pasokan makanan dan bantuan lainnya untuk Korut yang miskin dan meningkatkan hubungan dengan Korsel.
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS memberi penjelasan kepada wartawan secara terpisah ketika Pompeo dan Kim Yong-chol bertemu pada Rabu malam. Pejabat itu, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan Korut harus menjelaskan apa yang ingin mereka lakukan sebagai tanggapan terhadap tuntutan Washington
Trump, kata pejabat itu, “dapat membuat untuk pergi ataupun tidak pergi kapan saja dia mau,” mengacu pada kemungkinan pertemuan puncak di Singapura.
Jika tidak cukup membuat kemajaun untuk mengarah pada pertemuan produktif antara Trump dan Kim Jong-un, maka pejabat itu mengatakan bahwa mereka akan meningkatkan tekanan pada mereka dan akan siap melakukan tindakan yang diperlukan.
Kedua negara Korea itu secara teknis berperang selama beberapa dasawarsa, meskipun pertempuran militer Perang Korea berakhir pada 1953, karena perjanjian perdamaian tidak pernah ditandatangani.(kh)