Bayu Wardhana punya hobi dan profesi di bidang fotografi. Di luar itu, ia menjadi relawan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel. Saat serangan bom Minggu lalu, Bayu tengah turut menjaga keamanan gereja.
Ia berusaha menghentikan laju kencang sepeda motor yang ditumpangi kakak-beradik, Yusuf Fadhil dan Firman Halim, yang membawa bom. Sesaat kemudian, bom meledak keras. Merenggut nyawa kedua pelaku dan Bayu, serta membuat korban-korban lain luka-luka.
Selain mengunjungi keluarga Bayu Wardhana, Gus Ipul juga mengunjungi korban-korban meninggal lain di rumah peristirahatan Adhi Yasa.
“Saya merasa perlu menyampaikan duka cita yang mendalam saya kepada para keluarga korban, karena mereka adalah warga negara yang tidak berdosa. Terorisme selalu saja merenggut korban warga tak bersalah,” kata Gus Ipul.
Ia sendiri sangat kagum atas keberanian Bayu Wardhana ketika menghadang dua kakak-beradik yang membawa bom. “Kalau tidak dihadang Bayu, bisa diduga korbannya akan lebih banyak lagi,” kata Gus Ipul.
Ia menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk merapatkan barisan. Menyatukan sikap. Menjaga lingkungan dan wilayah masing-masih agar tetap aman. “Kita tidak boleh kalah dengan terorisme,” kata Gus Ipul. (deni)