Aksi damai para pemburu berita ini digelar di bawah joglo Mapolres Banyuwangi yang diawali dengan orasi. Secara bergantian, Firdaus dari Radio Vis FM dan Muhammad Hujaini dari Banyuwangitimes menyuarakan kecamannya terhadap aksi pelaku teror di Surabaya. Menurut keduanya, pengeboman justru membuat rakyat kian berani melawan teror dan pasang badan membela aparat kepolisian. “Hidup Polri, Hidup PWI, lawan teroris. Kami tidak takut pada teroris,” ujar keduanya secara bergantian.
Pekik dukungan yang dilontarkan likuran anggota PWI Banyuwangi ini membuat haru Kapolres AKBP Donny Adityawarman SIK. Di bawah kawalan Kasat Sabhara AKP Basori Alwi dan Kasubag Humas AKP Bahrul Anam plus penjagaan personil Satsabhara, pejabat tertinggi di Polres Banyuwangi mengajak para wartawan turut mencegah perkembangan sel terorisme.
“Informasikan segala kegiatan radikalisme, terorisme maupun kekerasan dalam bentuk lain kepada aparat agar segera ditindak. Apabila bisa diatasi lewat nasehat lisan rekan-rekan media, silahkan. Bila tidak segera laporkan kepada kami,” pintanya.
Kapolres meminta warga Banyuwangi tidak perlu takut menyikapi aksi teror. Masyarakat dipersilahkan melakukan aktivitas seperti biasa. Sementara aparat akan terus melakukan penebalan pengamanan untuk memberi jaminan rasa aman.
“Pintu masuk menuju Banyuwangi dari Situbondo, Jember, Bali melalui jalur darat, laut dan udara kita perketat dengan menggelar razia sepanjang siang dan malam hari,” bebernya. (ari).
Aksi damai kalangan wartawan ini ditutup dengan penggunaan rompi anti peluru kepada AKBP Donny Adityawarman dan AKP Basori Alwi. Simbol ini sebagai nasehat dari jurnalis agar aparat kepolisian tetap mawas diri dalam melakukan pengamanan dari aksi teror agar tak menjadi korban. (ari)