Ketika ditanya ada pelaku terorisme yang berasal dari Banyuwangi, Kapolres menyatakan kalau salah satu itu lahir di Banyuwangi. Tapi, sejak usia 20 bulan bayinya diasuh tantenya yang ada di Magetan. “Mereka dibesarkan di Magetan. Mulai SD hingga SMA ada di Magetan. Setelah itu kuliah kesehatan di Surabaya,” papar Kapolres.
Seperti diketahui, Puji Kuswati, salah satu pelaku terorisme yang meledakkan bom di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Surabaya itu adalah anaknya pengusaha Jamu tradisional di RT 3/RW 16 Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar.”Memang sejak usia 20 bulan di asuh tantenya di Magetan,” ujar perwakilan keluarga pelaku, Rusiono.
Setelah diasuh di Magetan, keluarga di Banyuwangi jarang komunikasi. Bahkan, hendak menikah keluarga Banyuwangi menolak. Karena, calon suami Puji dimata keluarga terlihat beda, agak aneh begitu. “Terutama pemahaman soal keagamaan. Keluarga Banyuwangi tetap menolak, tapi Puji tetap nekad menikah,” ungkap Rusiono.
Dikatakan Rusiono, sejak menikah itu prilaku Puji mulai berubah. Mulai tertutup, jarang bergaul dengan keluarga, termasuk jarang pulang ke Banyuwangi. Dan, terakhir Puji pulang bersama keluarganya pada Januari 2018 lalu. “Kalau pulang juga tidak pernah lama-lama dan jarang mau bergaul dengan keluarga,” paparnya. (ari)