Menyangkut soal materi Diklat, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Jawa Timur menjelaskan sedikitnya ada 8 materi yang disiapkan. Dan ini sama yang disampaikan pada Diklatnas. Diantaranya Kegolkaran, Kebangsaan, Isu strategis & Media sosial, Komunikasi politik, ketententuan penyelenggaraan pemilu, konsoilidasi kepartaian, tupoksi fungsionaruis, kode etik, strategi pemenangan pemilu dan dinamika kelompok.
Narasumbernya dari internal partai dengan kualifikasi nasional dan narsum ekternal diantaranya KPU Jawa Timur, Bawaslu Jawa Timur dan akademisi. Pada sesi dialog karena ini sifatnya forum bebas maka peserta bebas pula untuk bicara dan mempertanyakan hal hal yang berkaitan dengan kepartaian isu isu nasional.
Menjawab pertanyaan korantransparansi soal Pilgub Jawa Timur yang akan di gelar pada 27 Juni mendatang, anggota DPRD Jawa Timur dua periode dari Dapil l (Surabaya-Sidoarjo) ini mengatakan, kemenangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak adalah harga mati. Artinya, karena ini sudah menjadi keputusan partai, intruksi DPP harus kita laksanakan dengan sebaik baiknya.
Pada Deklarasi sayap partai dikantor Golkar Jawa Timur beberapa waktu lalu, Ketua Umum Airlangga Hartarto sudah mengintruksikan bahwa anggota DPR baik RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota wajib menyukseskan dapilnya sendiri sendiri. Bahkan Ketum mengancam anggota DPR yang tidak bekerja, maka akan dipertimbangkan pencalegannya nanti. “Konsekwensinya berat,” tandas Sahat.
Jadi soal pilgub ini Golkar sangat serius. Gedung Golkar ini sudah banyak melahirkan Gubernur, Bupati dan Walikota. Sudah saatnya Golkar punya Gubernur dan itu ada di Bu Khofifah dan Mas Emil. Bu Khofifah adalah kader Nahdliyin (Ketum Muslimat) dan Mas Emil mewakili genere melenial. Jadi pasangan ini sangat cocok. Ini harus kita perjuangkan. pungkas Sahat Tua Simanjuntak. (min)