SURABAYA – Sekretaris DPD l Partai Golkar Jawa Timur Sahat Tua Simanjutak SH mengatakan meski baru menyelesaikan tiga dari tujuh angkatan, Diklat fungsionaris Partai Golkar Proovinsi Jawa Timur mengindikasikan hasil positif.
Pertama jumlah peserta tiap tiap angkatan nyaris terpenuhi, kedua peserta lebih banyak muka muka baru (kader baru) dan ketiga tingkat kedisiplinan peserta cukup menggembirakan. Padahal Diklat tingkat Provinsi Jawa Timur ini pola dan materinya sama dengan Diklat fungsionaris tingkat nasional di Jakarta yang diikuti oleh para anggota DPR RI, pengurus DPP dan anggota DPRD Provinsi.
“Kalau sampai angkatan tujuh bisa diselesaikan dengan lancar , maka setidaknya ada sekitar 6000 sampai 7000 kader telah mengikuti Diklat. Artinya, pemahaman tentang ke Golkar-an bagi kader kader muda akan semakin bagus. Ini sekaligus mengindikasikan bahwa kader partai akan semakin memahami akan tugas dan fungsi sebagai kader partai,” tegas Sahat
Tugas berikutnya setelah mereka mengikuti Diklat Kader ini bisa mengembangkan partai ini minimal di kampung mereka sendiri. Atau setidaknya kalau ada pertanyaan dari masyarakat tentang Golkar, mereka sudah bisa menjabwab.
Bahkan fungsionaris akan menjadi juru kampanye (Jurkam) sesuai dengan tingkatannya. Apalagi dalam waktu dekat ini ada dua event besar yaitu Pilgub, Pemilu Legislatif dan Pilpres. Kader partai harus sudah siap untuk sewaktu waktu ada penugasan dari partai.
Diklat ini juga menjadi persaratan bagi mereka yang akan mencalonkan diri menjadi anggota Legislatif baik ditingkat Kabupaten/Kota maupun provinsi. Khusus calon anggota Legislatif di DPR RI harus mengikuti Diklat tingkat nasional.
Menyangkut soal materi Diklat, Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Jawa Timur menjelaskan sedikitnya ada 8 materi yang disiapkan. Dan ini sama yang disampaikan pada Diklatnas. Diantaranya Kegolkaran, Kebangsaan, Isu strategis & Media sosial, Komunikasi politik, ketententuan penyelenggaraan pemilu, konsoilidasi kepartaian, tupoksi fungsionaruis, kode etik, strategi pemenangan pemilu dan dinamika kelompok.
Narasumbernya dari internal partai dengan kualifikasi nasional dan narsum ekternal diantaranya KPU Jawa Timur, Bawaslu Jawa Timur dan akademisi. Pada sesi dialog karena ini sifatnya forum bebas maka peserta bebas pula untuk bicara dan mempertanyakan hal hal yang berkaitan dengan kepartaian isu isu nasional.
Menjawab pertanyaan korantransparansi soal Pilgub Jawa Timur yang akan di gelar pada 27 Juni mendatang, anggota DPRD Jawa Timur dua periode dari Dapil l (Surabaya-Sidoarjo) ini mengatakan, kemenangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak adalah harga mati. Artinya, karena ini sudah menjadi keputusan partai, intruksi DPP harus kita laksanakan dengan sebaik baiknya.
Pada Deklarasi sayap partai dikantor Golkar Jawa Timur beberapa waktu lalu, Ketua Umum Airlangga Hartarto sudah mengintruksikan bahwa anggota DPR baik RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota wajib menyukseskan dapilnya sendiri sendiri. Bahkan Ketum mengancam anggota DPR yang tidak bekerja, maka akan dipertimbangkan pencalegannya nanti. “Konsekwensinya berat,” tandas Sahat.
Jadi soal pilgub ini Golkar sangat serius. Gedung Golkar ini sudah banyak melahirkan Gubernur, Bupati dan Walikota. Sudah saatnya Golkar punya Gubernur dan itu ada di Bu Khofifah dan Mas Emil. Bu Khofifah adalah kader Nahdliyin (Ketum Muslimat) dan Mas Emil mewakili genere melenial. Jadi pasangan ini sangat cocok. Ini harus kita perjuangkan. pungkas Sahat Tua Simanjuntak. (min)