“Lumayan,” puji Fatma usai mencicipi sambal hasil suaminya.
“Lumayan asinnya,” sahut Gus Ipul mendengar jawaban Fatma yang disambut tawa masyarakat yang hadir.
Gus Ipul mengapresiasi festival ikan yang menghabiskan 1,5 ton ikan nila ini. Sebab, hanya dengan mengandalkan swadaya masyarakat, festival ini sukses digelar.
“Melalui kerjasama, acara ini sukses digelar. Memang, kini adalah waktu untuk kolaborasi. Saat ini memang menjadi era kerjasama,” kata Gus Ipul.
Kedepan, dengan menggunakan kolaborasi inilah, desa wisata berbasis partisipasi masyarakat ini akan dikembangkan.
Misalnya, di desa Banjarpanji ini yang akan dibangun wisata berbasis air dengan terdiri dari kolam pemancingan ikan hingga wahana permainan air.
Peletakan batu pertama oleh Bupati Sidoarjo, Saiful Illah, untuk pembangunan Water Park pun dilakukan di sela festival tersebut.
Pembangunan wahana ini menggunakan anggaran dari patungan warga yang dibantu oleh pihak sponsor dan juga perbankan.
Gus Ipul pun mengapresiasi desa wista yang digagas, dibuat, dan dikelola oleh masyarakat sendiri tersebut.
“Jadi, ini adalah contoh dari rakyat, untuk rakyat. Rakyat yang patungan sebenarnya sedang investasi untuk menghadirkan atraksi hiburan. Kedepan, mereka akan mendapat ganti untung,” kata Gus Ipul yang juga mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini.
Untung tersebut akan dikelola oleh masyarakat desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
“Memang, pengelolaan yang dilakukan oleh desa lebih baik dibandingkan oleh pihak swasta. Sebab, untung bisa dinikmati warga desa sekaligus menyerap lapangan kerja,” kata keponakan KH Abdurrahman Wahid (Gusdur) ini. (min)