Dimulai pada tahun 1918 dengan berdirinya Taswirul Afkar atau dikenal juga dengan Nahdlatul Fikri (Kebangkitan Pemikiran), NU didirikan dan dimulai sebagai wahana pendidikan sosial dan keagamaan kaum santri.
Artinya, para pendiri NU mendirikan organisasi ini dimulai dari proses diskusi keilmuan. Sehingga warga NU juga harus mencukupi dirinya dengan ilmu.
Karenannya untuk meneruskan tradisi NU, Gus Ipul berkomitmen untuk memajukan pendidikan di Jawa Timur dengan program Dik Dilan (pendidikan gratis dilanjutkan).
Program ini akan menggratiskan sekolah negeri hingga tingkat SMA/SMK. Sedangkan untuk sekolah swasta, maka beasiswa bagi yang tidak mampu akan ditingkatkan sehingga seluruh warga mendapatkan kesempatan pendidikan yang sama.
Selain itu, bantuan operasioanal sekolah daerah (Bosda) untuk madrasah diniyah (Madin) juga akan ditingkatkan. Para guru swasta juga akan diberikan upah minimum guru (UMG) sehingga standar upah bisa merata dan Mensejahterakan guru.
Sementara itu, usai menghadiri harlah NU di Sugihwaras, Gus Ipul melanjutkan untuk menyapa dan menghadiri harlah NU di Temayang. Di lokasi ini, ribuan warga NU juga menyapa Gus Ipul dengan mengacungkan dua jari tanda dukungan. (min)