” Ini sebuah keanehan dan menjadi hal menarik. Karena, biasanya pemain pecut Center UB seorang lelaki. Hingga muncul ucapan Jawa “Nanging tanpo do eling lamun wanito tan lumrah amawang krido” ( Karena terlalu suka memainkan pecut sampai wanita itu lupa akan jati diri bahwa dia adalah seorang wanita)” urai Nur Muhyar, Rabu (2/4/2018).
Menurutnya, dalam event bergengsi tersebut, Sanggar Budaya Nusantara, perwakilan dari Kota kediri, tampil pada acara penutup, yakni 29 April 2018.
” Tampilnya tari ” Gendro” diacara penutup Fertival Karya Tari, juga sebagai kontingen penampilan penutup. Dari sini, kekaguman dan sorak sorai penonton menambah semaraknya suasana” pungkasnya. (adu/bud)