Masykur Ali : NU Dalam Menjaga Bangsa dan NU Tetap Keutuhan NKRI

Masykur Ali : NU Dalam Menjaga Bangsa dan NU Tetap Keutuhan NKRI
Bupati Anas dan Masykura Ali Saat di arena Konfercab NU

BANYUWANGI – Nahdlatul Ulama (NU) Cabang Banyuwangi mulai Sabtu dan Minggu (21-22/4/2018) melakukan Konfrensi Cabang (Konfercab) NU di Ponpes Ibnu Sina, Jalen, Desa Setail, Kecamatan Genteng, Banyuwangi. Bahkan, hingga berita ini ditulis Konfercab masih berlangung pemilihan Rois Syuriah dan Tanfidiyah untuk priode 2018-2023 mendatang. Pemilihan ini untuk menggantikan duet KH Hisyam Safaat dan KH Masykut Ali yang memimpin NU Banyuwangi sejak 2003 hingga 2018 atau 15 tahun lamanya.

Untuk itu, Ketua Tanfidz NU Banyuwangi, KH Masykur Ali menyatakan kalau kepengurusan akan datang harus tetap dalam menjaga bangsa, NU tidak diragukan lagi mulai sejak lahir sampai kapanpun tetap menjaga keutuhan NKRI dengan berbagai macam cara yang dilakukan oleh NU.

Salah satu dengan memilih pemimpin yang tepat. Seperti halnya NU Banyuwangi berusaha maksimal memilih pemimpin yang tepat untuk memimpin bangsa ini atau untuk memimpin Banyuwangi. Maka dengan rekam aspirasi yang dilaksanakan NU, maka Abdulah Azwar Anas jadi bupati hingga saat ini, karena dukungan mutlak dari NU Banyuwangi.

“Itu di antaranya. Dan cara menjaga yang lain, NU Banyuwangi saat ini melakukan gebrakan yang luar biasa dengan melakukan pendidikan kader NU yang isinya penguatan aswajah dan penguatan NKRI,” ujar Masykur Ali.

Menurutnya, sekarang ini sudah 34 angkatan dan itu dilakukan tiga hari-tiga hari. Dan akhirnya dibaiat secara bersamaan. Itu betul-betul fanatis kepada organisasi NU. Dan yang kedua adalah memandirikan umat, artinya kita sekarang mandiri tidak tergantung pada yang lain.

“Jadi, seperti konferensi hari ini, NU konferensi mandiri. Tidak minta bantuan pada pemerintah, hanya dari warga NU sendiri. Itu harus kita lakukan, agar NU nanti tidak menjadi organisasi yang selalu meminta. Misalnya, seperti ada musibah puting beliung, kita share dan dapat Rp 10 juta atau lebih, insya allah kesadaran warga NU cukup bagus,” papar pengasuh ponpes Ibnu Sina Jalen, Genteng itu.

Selain itu, kata Kiai Masykur, NU adalah menjaga Islam nusantara, yaitu islam yang dibawa walisongo. Ini kita pertahankan agar tidak terkontaminasi oleh paham-paham radikalisme atau paham-paham dari luar yang selalu mengoyak-ngoyak islam ahlusunnah waljamaah yang dibawa walisongo. “Jadi, itulah tantangan NU di kepengurusan 5 tahun mendatang, harus tetap menjaga itu,” bebernya.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwr Anas mengapreasi pelaksanaan konfercab NU kali ini. Bahkan, Anas menyatakan mereka ini hebat. Karena tidak mengirimkan satu pun proposal sumbangan ke berbagai pihak. Dan ini adalah iuran kemandirian, ini adalah contoh yang hebat dari MWC dan ranting-ranting dan seluruh warna NU Banyuwangi.

“Mudah-mudahan NU bisa sukses Muscabnya dan pemimpin yang baru bisa bersama-sama dengan pemerintah daerah dengan stake holder yang lain untuk bsa membangun Banyuwangi. Saya gak ada intervensi, ini internal. NU sudah punya pengalaman dan saya kira NU sudah siap untuk memilih orang yang tepat,” ujar Anas. (ari)