Namun saat itu juga, surat langsung dikembalikan. Dengan demikian, yayasan menolak surat pengunduran diri tersebut.
“Kami masih sayang dengan Bu Rektor. Kami ingin, Bu Alwiyah tetap memimpin Unija. Karena itu, kami mengembalikan surat pengunduran diri itu. Dan saat itu sudah tidak ada masalah. Kami sudah guyon-guyon. Tapi entah kenapa, tiba-tiba tanggal 8 malam, ada surat pengunduran diri lagi,” paparnya, Selasa (10/04/2018).
Ia mengaku belum memberikan jawaban resmi terhadap surat pengunduran diri tersebut. Tetapi ia menepis adanya ketidak harmonisan Ketua Yayasan dengan Rektor seperti yang tertulis dalam surat pengunduran diri Alwiyah.
“Ini ibarat bertepuk sebelah tangan. Saya merasa hubungan dengan Bu Alwiyah sangat harmonis. Tetapi ternyata Bu Alwiyah merasa tidak harmonis dengan yayasan,” ujarnya.
Sebagai Ketua Yayasan, Kurniadi bersikukuh tidak ada masalah dengan rektor. Buktinya, apapun yang diminta rektor untuk kepentingan akademik selalu dipenuhi oleh yayasan.
“Kalau Rektor dan Ketua Yayasan tidak harmonis, mustahil Unija bisa dapat berbagai penghargaan. Saya tegaskan sekali lagi, saya sebagai Ketua Yayasan, merasa memiliki hubungan yang harmonis dengan Rektor,” tegasnya kepada media saat diminta keterangan (fidz).