Banyuwangi – Erupsi tanah longsor di wilayah kaki gunung Raung yang terjadi beberapa waktu kini mulai dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Terutama penduduk Desa Parangharjo Kecamatan Songgon, Banyuwangi.
Setidaknya sungai dan perairan di area persawahan menjadi keruh dan kotor karena bercampur dengan lumpur dan pasir. Hal ini terjadi sekitar 4 bulan lamanya, yang mengakibatkan tanaman di area persawahan rusak dan kurang subur.
Dari informasi yang dihimpun koran ini, tanaman milik petani di wilayah Kecamatan Songgon tidak bisa berkembang dan tumbuh normal karena air irigasi persawahan bercampur dengan lumpur dan pasir, sehingga pada saat terkena matahari tanah menjadi mengeras dan merusak tanaman.
” Tanah di sawah menjadi keras dan tanaman tidak bisa tumbuh berkembamg alias kerdil,” ujar Subiyanto salah satu petani setempat.
Menurut Subiyanto, keadaan seperti ini berlangsung kurang lebih 4 bulan lamanya semenjak adanya erupsi tanah longsor hingga membuat perairan di sungai dan irigasi persawahan kurang normal dan kotor.
” Hingga saat ini masih belum ada solusi mengatasi air keruh yang mengairi area persawahan, semua tanaman milik petani pertumbuhanya tidak normal,” ujar Subiyanto.
Sementara itu, beberapa informasi dari para warga penyebab air sungai keruh dan merusak tanaman, karena aliran sungai yang berada dibawah kaki gunung Raung tertutup oleh pohon pohon yang tumbang, hingga terbentuk bendungan yang pada akhirnya megerus tanah disebelahnya dan membuat air tidak bisa mengalir satu arah.
Tidak tangung tangung genangan air yang menyerupai bendungan diperkirakan mencapai 3 ha dengan kedalaman kurang lebih sekitar 25 meter karena lokasinya berada di tebing. “Ini membahayakan jika nantinya bendungan ini jebol bisa terjadi banjir bandang,” ujar Musidi salah satu warga sekitar.
Tanah yang tergerus air tersebut mengalir melalui sungai yang pada akhirnya sungai menjadi dangkal karena tertutup pasir dan lumpur hingga mengalir ke irigasi persawahan.
” Sungai dan irigasi persawahan banyak pasir dan lumpurnya ini yang akhirnya merusak tanaman,” tambah mursidi. (Ifr)