Lapsus  

Taman Nasional Bromo Tengger Keajaiban Ilahi dalam Sekejab Mimpi

Taman Nasional Bromo Tengger Keajaiban Ilahi dalam Sekejab Mimpi
Dari depan Dr Nik Adzreiman, Djoko Tetuko, Hadi Ismanto, dan Yoyon. Dr Nik adalah sahabat Djoko dari Malaysia saat menikmati indahnya Bromo, Selasa (3/4/2018)

Batas lautan pasir berupa ukiran dinding terjal (baca, bukit ) dengan ketinggian 200-700 meter, dengan wilayah Gunung Bromo di Desa Cemorolawang Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo dan Gunung Batok di Desa Wonokitri Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan dan sebagian masuk wilayah Kabupaten Malang dan Lumajang.

Salah satu keajaiban bisa menyaksikan matahari tenggelam ( antara pukul 17:0-17:20) dan matahari terbit antara pukul 05:00-05:30, dari beberapa ketinggian yang sudah diberi akses dapat melihat dari dibangun sebuah bangunan view di beberapa tempat, di Bromo Hill, Kingkong Hill, atau bibir Cemorolawang sebelum turun ke lautan pasir, yang sebagian seperti makhluk selalu berbisik, sehingga dinamakan kawasan “Pasir Berbisik”.

Dua bulan yang lalu bersama Camat Sukapura, Yulius, bersama Tim Koran Transparasni sengaja melihat sunset (matahari tenggelam) dari bibir Cemorolawang, alhamdulillah berhasil mengabadikan beberapa foto cukup apik dan sangat menakjubkan, pada waktu itu sunset pada pukul 16:50-17:10, sebuah keindahan Taman Nasional Bromo Tengger, sekejab memberikan mimpi indah dengan sinar matahari kuning ke merah merahan menyapa dan senyum ramah bersama awan awan yang setia berterbangan menghiasi.