Memotivasi Sesama Universitas Berprestasi Internasional

Memotivasi Sesama Universitas Berprestasi Internasional

Saya pernah mengunjungi beberapa universitas di Indonesia, termasuk salah satu universitas akreditasi C di Sumatera Utara, dan beberapa ke Universitas Telkom dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Universitas Indonesia, Unjversitas Negeri Surakarta (UNS), Universitas Bina Nusantara (Binus) dan banyak lagi sepeti daftar yang sudah ada sekitar 70 universitas, yang tentu saja tidak semuanya.

Saya melihat UNS sangat produktif melakukan riset maupun menulis jurnal, tetapi dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, untuk masa sakarang itu sudah berubah dan bergeser menjadi jurnal dengan konstruksi tulisan seperti abstrak dengan bahasa Ingris. Sehingga mau tidak mau harus menyesuaikan dan menstandarkan.

Usul atau strategi bagi universitas jaman sekarang apa?

Karakter dari universitas supaya proses studi berkualitas sesuai dengan program studi yang sudah direncanakan, maka rektor atau lektor (pimpinan universitas atau dekan) paling tidak mewajibkan dosen dan mahasiswa meningkatkan sumberdaya mereka dengan menulis jurnal standar scoupus. Sehingga akan menjadi bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan dunia atau internasional yang secara langsung diikuti oleh ilmuan internasional. Bahkan ditanggapi dan diambil sebagai referensi. Kalau sudah seperti itu, maka akan populer dan prestasi internasional dengan sendirinya akan tercatat.

Apakah ada contoh ?

Kemajuan atau prestasi perguruan tinggi di Singapura yang jumlahnya sangat sedikit bahkan yang populer hanya 4, 10 tahun yang lalu karena strategi dari negeri dan universitas mewajibkan menulis jurnal standar scoupus, maka sakarang ini kemajuan mereka luar biasa.

Bagaimana dengan Malaysia?

Malaysia setelah mengetahui perkembangan di dunia seperti ini terus meningkatkan sumberdaya untuk bersaing internasional , dan UUM peringkat 6 perguruan tinggi di Malaysia terus meningkatkan kemampuan dan pada masa 10 tahun terakhir ini melakukan strategi wajib bagi mahasiswa dan dosen menulis jurnal standar scoupus, maka juga prestasinya meningkat hampir 10 universitas yang ternama di Malaysia, termasuk UUM tercatat sebagai penulis jurnal yang aktif dan menjadi bagian dari perbincangan keilmuan internasional. Dari situlah maka kemajuan atau prestasi universitas dan sumberdaya dosen maupun mahasiswanya akan nampak.

Pengalaman universitas di Indonesia yang anda ketahui?

Saya katakan tadi UNS itu dalam tahun-tahun terakhir ini memberikan biaya kepada dosen dan mahasiswa yang menulis jurnal, disiapkan transleter atau penerjemah, supaya dapat masuk jurnal scoupus. UI bahkan membiayai konsultan untuk memberikan pengetahuan soal jurnal dari mulai menulis sesuai standar scoupus sampai berpeluang masuk jurnal scoupus dan banyak universitas di Asia Tengara melakukan hal yang sama.

Bagaimana selama bertukar pengetahuan di Umsida (Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)?

Saya menekankan bahwa identitas dan karaketer wajib dibangun dengan kesadaran dari program universitas meningkatkan kemampuan internal dengan karya ilmiah berupa jurnal nasional maupun internasional. Cara itu untuk menjadi Umsida bisa berprestasi di tingkat Jawa Timur maupun nasional serta internasional.

Program nyatanya seperti apa?

Yang membangun kebersamaan dalam memanfaatkan kelebihan masing-masing untuk meningkatkan prestasi. Minimal Indonesia dan Malaysia melalui program studi atau forum seminar dan yang lainnya. Dan sekarang ini mengajak dosen dan mahasiswa Umsida meningkatkan ilmu pengetahuan di UUM.(jt)