Wawancara Khusus wartawan KoranTransparansi Djoko Tetuko
MEMORANDUM of Undestanding antar Universitas, bukan sesuatu yang baru. Mengingat bentuk kerja sama serupa hampir dilakukan semua Universitas sebagian bagian dari terobosan berkomunikasi dan menjalin silaturrahmi untuk menjajaki dan meningkatkan prestasi masing-masing sesuai dengan fokus peningkatan universitas menyesuaikan dengan fakultas favorit dan fakultas yang populer dan paling banyak diminati mahasiswa, termasuk bidang studi yang mampu bersaing meluluskan sarjana yang hebat bermartabat dan mampu menjaga marwah dengan strategi yang sangat jitu.
Mengupas masalah pendidikan antar dua negara, Indonesia dan Malaysia, berikut ini wawancara dengan Dr Nik Adzreiman Abdur Rahman, Ketua Departemen Komunikasi (Ketua Program Studi Komunikasi) dan Dr Bahtiar Mohamad, Ketua Program Pasca Sarjana Universitas Utara Malaysia (UUM)
Dr. Bahtiar apa yang paling utama dalam kunjungan ke Universitas Muhammadiyah Sidoarjo?
Kita melanjutkan kerja sama dalam bentuk MoU antara Univeristas Utara Malaysia (UUM) dengan Univeristas Muhammadiyah Sidoarjo. Program ini sama dilakukan kerja sama dengan universitas di Indonesia lainnya, yang pada intinya berusaha untuk saling meningkatkan prestasi di universitasnya masing-masing, supaya lebih maju dan berprestasi. Terutama prestasi internasional guna menguatkan identitas dan karakter universitas.
Target prestasi internasional yang dimaksud itu seperti apa?
Karena sudah bukan masalah baru lagi, bahwa sekarang ini universitas sudah sama-sama berusaha berlomba-lomba meningkatkan prestasi internasional dalam banyak hal, sesuai dengan fokus program studi di universitasnya.
Tren internasional pada jaman now ini apa?
Saya melihat bahwa jurnal internasional dengan standar scoupus indexed journal merupakan salah satu parameter untuk mengukur keaktifan dosen dan mahasiswa pasca sarjana untuk mempublikasikan hasil karya melalui riset maupun melalui forum diskusi atau seminar dan kegiatan yang sama, menyampaikan temuan-temuan baru atau pemikiran baru dengan landasan teori yang sudah baku.
Bagaimana cara mencapai keaktifan di jurnal Scoupus itu
Tentu saja masing-masing berbeda, tetapi kebijakan kementerian pendidikan tinggi di Indonesia, misalnya, mensyaratkan jurnal standar scoupus menjadi salah satu penilaian menyelesaikan program studi, maka hal itu akan membawa dampak kemajuan prestasi yang baik dan sudah masuk pada perbincangan internasional. Karena standar scoupus itu ialah jurnal dengan referensi dari penulis jurnal sebelumnya di scoupus dan dipublikasikan scoupus. Dengan catatan karena memenuhi standar penulis jurnal jaman sakarang.
Apakah ada perbedaan jurnal jaman sekarang dengan dahulu?
Ada perbedaan, dahulu hanya orientasi pada publikasi atau menulis untuk dipublikasikan dengan model atau cara menulis masing-masing. Tetapi sekarang sudah standar abstrak, yaitu sama dengan ringkasan penulisan ilmiah.
Pengalaman selama ini?