Dari pelaksanaan kirab tersebut, Susana sangat berharap agar bisa menyatu dengan seluruh lapisan masyarakat Banyuwangi. Tidak lagi ada sekat akibat perbedaan agama dan sebagainya. “Kami sangat berharap bisa menjalin kerukunan antar umat beragama. Dan ternyata hal ini bisa terbukti dalam pelaksanaan kegiatan ini. Apalagi Pak Bupati juga mau tahu dan mengapresiasi,” beber Susana..
Kegiatan Kirab Ritual Tolak Bala yang mengikuti pelaksanaan Festival Imlek kali ini, diikuti oleh TITD wilayah Banyuwangi dan luar Banyuwangi. Di antaranya dari Lombok, Jakarta, Probolinggo dan sebagainya. “Sebenarnya yang dari Bali rencananya mau hadir, tapi karena berhalangan, bertepatan dengan Nyepi, akhirnya nggak bisa hadir,” katanya.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas menyatakan, pelaksanaan Festival Imlek bukanlah semata-mata festival biasa. Namun ada hal yang bisa dipetik dalam pelaksanaan festival Imlek tersebut, sehingga Imlek ditetapkan masuk dalam salah satu agenda Banyuwangi Festival. “Dalam festival Imlek ini bisa dianggap sebagai festival gagasan, toleransi dan sebagainya,” ujarnya.
Dengan masuknya Festival Imlek dalam agenda Banyuwangi Festival, maka resmi pada tahun 2018 ini Banyuwangi Festival memiliki 77 agenda selama satu tahun. Selain Festival Imlek, masih ada event-event baru, di antaranya Fstival Balaganjur dan Ogoh-ogoh. “Festival ini merupakan perwakilan dari warga umat Hindu yang ada di Banyuwangi,” katanya. (ari)