Ibnu mengatakan pergantian pimpinan MPR RI dari Partai Golkar kemungkinan hanya untuk penyegaran saja. “Saya tidak paham pertimbangan penggantian. Mungkin penyegaran saja,” catatnya.
Isu penggantian Mahyudin dengan Titiek Soeharto sudah berhembus sejak akhir 2017. Mahyudin sendiri telah berulang kali merespon hal itu.
Mahyudin pernah mengemukakan bahwa mekanisme pergantian pimpinan MPR RI tidak dapat serta merta dilakukan partai politik, sebab pimpinan MPR mewakili pula unsur DPD RI.
Ia pun menambahkan terdapat aturan dalam Undang Undang mengenai MPR, DPR, DPD dan DPRD (UU MD3) tentang posisi jabatan di MPR RI.(sam)