GRESIK – Keberadaan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) mendatangkan keuntungan bagi penciptaan iklim ekonomi yang kondusif di Jatim, khususnya sektor ekspor dan impor.
Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo menjawab pertanyaan media usai Peresmian Kawasan Industri Terintegrasi JIIPE dan kapal pendukung tol laut oleh Presiden RI Joko Widodo, di JIIPE Kab. Gresik, Jumat (9/3).
Menurutnya, pengembangan pelabuhan yang terintegrasi dengan kawasan industri dapat memberikan nilai tambah sekaligus meningkatkan daya saing produk industri. “Tujuan akhirnya adalah dapat mendorong ekspor.
JIIPE terintegrasi dari seluruh keperluan yang dibutuhkan pengguna jasa, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap efisiensi biaya logistik,” ujar Pakde Karwo sapaan lekat Gubernur Jatim.
Karena dapat menekan ongkos produksi, termasuk distribusi barang, Pakde Karwo menganggap JIIPE sebagai kawasan industri dan pelabuhan yang ideal di era sekarang ini. Dengan nilai lebih itu, perusahaan yang bergabung dalam JIIPE menjadi lebih kompetitif jika dibandingkan tempat lain.
Berdasarkan data, Jatim telah memiliki tujuh kawasan industri dengan total luasan 4.819,5 Ha, merupakan yang terluas keempat di Indonesia. Pada tahun 2017, seluruh kawasan industri di Jatim menumbuhkan industri pengolahan Jatim sebesar 26,63 persen dan berkontribusi terhadap industri pengolahan nasional sebesar 21,40 persen.
Selain dengan mengembangkan kawasan industri, Pakde Karwo menjelaskan, Pemprov Jatim juga terus memberikan government guarantee kepada para investor berupa ketersediaan lahan, kemudahan perijinan, kecukupan power plant, serta buruh yang terampil dan demokratis. “Government guarantee menjadi strategi Pemprov Jatim untuk meningkatkan investasi,” tegasnya.
Dalam sambutannya, Presiden RI Jokowi mengatakan, JIIPE menjadi kawasan yang terintegrasi dengan memiliki pelabuhan dan kawasan industri. Bahkan Pelabuhan JIIPE dioperasikan melalui kerjasama antara BUMN dan swasta. Langkah kerjasama ini bisa mempercepat infrastruktur.
“Kalau swasta mau bekerja sendiri, juga baik. Kalau dengan BUMN malah mempercepat,” tuturnya sambil mengapresiasi JIIPE yang telah bekerjasama dengan pondok pesantren.
Di hadapan para pengusaha dan undangan yang hadir, Presiden Jokowi juga mengingatkan kondisi ekspor dan investasi Indonesia masih kalah dengan negara lain. Sebut saja investasi Indonesia kalah dengan Malayasia, Thailand, dan Vietnam.
Melihat kondisi tersebut, Presiden Jokowi meminta untuk membenahi semua yang menjadi kelemahan dan kekurangan. Sebagai contoh, perijinan harus dibenahi. Dengan dipercepatnya perijinan, menurut Presiden Jokowi bisa mendatangkan investasi yang lebih banyak ke Indonesia sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya.
“Kalau ijinnya lama, siapa yang mau investasi di sini,” tegas Presiden Jokowi.
Di akhir sambutannya, Presiden Jokowi juga meminta kepada industri besar untuk mengajak UKM, ataupun usaha di kampung untuk bekerja sama. “Inilah ekonomi Pancasila yang dikembangkan. Tidak ada ruginya menarik usaha kecil, untuk menumbuhkan ekonomi lokal,” imbuhnya. (min)