Sedangkan pada bulan Januari hingga Oktober 2015, sumbangan sebesar Rp 1.100 triliun. Belum lagi, UMKM tercatat menyerap 90 persen tenaga kerja di Jatim, 2 persen usaha menengah, dan 1 persen usaha perusahaan besar. “Perusahaan besar ini, sayangnya justru menguasai lebih dari 50 persen pasar kita,” ungkap dia.
Dalam acara yang juga dihadiri istri Gus Ipul, Hj Fatma Saifullah Yusuf selaku Penasihat DPD IWAPI Jatim dan Ketua DPD IWAPI Jatim Hj Susmiati Rahmawati serta Ketua SC Renny Widya Lestari ini, Gus Ipul mengaku sangat bangga karena ada UMKM yang sudah ekspor. Contohnya adalah produk kripik tempe dan tahu yang sudah ekspor ke Amerika Serikat.
“Sebelum acara saya lihat-lihat produk UMKM binaan IWAPI. Ada kripik tempe dan tahu merek Eyang Marko yang ekspor ke Amerika. Tentu ini sangat membanggakan. Jika kripik tempe dan tahu saja bisa ekspor, tentu produk yang lain bisa ekspor juga,” ungkap Gus Ipul.
Ia juga mengingatkan ada dua hal yang perlu diperhatikan menghadapi pasar saat ini. Pertama, perlu adanya kajian yang detail tentang bagaimana keadaan pasar saat ini. Banyak asosiasi perkumpulan UMKM yang dapat membina sekaligus melatih para pengusaha perempuan untuk memahami karakter pasar.
Kedua, setelah memahami pasar, para pengusaha didorong untuk menciptakan produk dan inovasi sebagaimana yang diminta dan dibutuhkan oleh pasar. “Saya salut dengan produk ibu-ibu pengusaha yang dipamerkan. Bagaimana mengolah ikan yang kualitasnya menurun, diasap dan dijual ke pasar,” papar Wakil Gubernur dua periode ini.
Selain itu, Gus Ipul juga memiliki program khusus untuk mendorong pengusaha perempuan. Yakni, dalam program PKH Super. Di dalamnya, Gus Ipul menyiapkan pemberian modal usaha untuk perempuan miskin melalui Jalin Mitra Plus.
“Ini juga sebagai upaya memperkuat pemberdayaan ekonomi keluarga masyarakat Jawa Timur,” pungkasnya.(min)