Opini  

Wawancara khusus wartawan Koran Transparansi dengan Dirut RRI HM Rohanudin

Wawancara khusus wartawan Koran Transparansi dengan Dirut RRI HM Rohanudin

Wawancara Wartawan KoranTransparansi dengan Dirut RRI HM Rohanudin Tentang RRI

TENTU saja keberhasilan RRI mendapat kepercayaan dari FIFA melalui PT FMA, bukan karena kebetulan atau karena sebagai Lembaga Penyiaran Publik berlebel pemerintah, tetapi manajemen radio berbasis perjuangan dan menjalankan fungsi komunikasi melali siaran berbasis konvergensi media, terbukti secara terus menerus menyebarkan informasi pembangunan secara positif dan konstruktif. Tentu saja dengan memanfaatkan perkembangan kemajuan teknologi. Paling tidak, sentuhan selama 3 tahun M Rohanudin dipercaya sebagai direktur teknik dan media baru, kemudian mendapat kepercayaan sebagai direktur utama yang sudah dijalani selama 1 tahun hingga 2021 nanti, tanda-tanda perubahan membawa pembaharuan dan kemajuan sudah mulai nampak.

Terobosan apa yang dilakukan RRI?

Alhamdulillah sejak mendapat kepercayaan selama 3 tahun menjadi direktur teknik dan media baru, RRI bermain-main di semua multi platform atau mengembangkan konvergensi media. Terobosan konvergensi media ini menjadi keunggulan RRI bisa didengar dan dinikmati oleh semua kalangan pendengarnya di mana saja berada dengan baik dan memuaskan, Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote

Contohnya seperti apa?

RRI mempunyai aplikasi ‘’RRI Play’’ dan aplikasi ini sudah 2 kali mendapat penghargaan tingkat dunia pada tahun 2015 dan 2017, terakhir di Cheng Du, Tiongkok. Mengapa aplikasi yang dibangun RRI ini mendapat penghargaan dunia. Pertama, aplikasi ini berisi 170 programa siaran RRI seluruh Indoensia yang merepresentasikan kearifan lokal (budaya lokal) misalnya RRI Wamena, maka siaran lokal itu menampakkan Wamena dan gambar lokal Wamena. Representasi kearifan lokal ini menjaga kekhas budaya suatu daerah. Yang kedua, aplikasi yang dinilai sebagai aplikasi green broadcasting radio (sebagai aplikasi yang memiliki efesiensi tinggi, karena terbiasa dengan sistem digitilasisasi).

Selain itu, apa ada terobosan konvergensi yang lain?

Disampimng itu RRI juga punya aplikasi DE-YOUNG, itu aplikasi spesial untuk anak muda, pelayanan siaran untuk kelompok genarasi milenial jaman now, jadi gaya siarannya untuk anak muda, dengan penyiar yang bergaya muda juga, sehingga pola komunikasi siaran dan lagu yang diputar, spesial siaran anak muda, program kampus, dan programa generasi milenial

Yang lain lagi, ada RRI 30 Detik, itu zetizen juournalisme, public share, jadi kita menyaiapkan domain, publik menyampaikan report ke aplikasi itu. Itu juga sudah dilakukan pada saat saya menjabat direktur teknik dan media baru.

Lalu soal Radio Divisualkan?

Seluruh pendengar RRI, saya minta sabar menunggu media konvergensi radio divisualkan, mungkin tidak lama lagi, RRI akan masuk mendunia ’’Radio Divisualkan’’ dengan tag line ’’Tonton apa yang anda dengar’’.

Jadi dengan munculnya semua dimensi media, RRI telah masuk konvergensi media secara total sesuai dengan perkembangan kemajuan teknologi, RRI.co.id, itu portal, tetapi sudah dikembangkan sekian aplikasi, radio teresterial, (baik di FM analog maupun digital audio broadcasting atau DAB). Radio Digital, itu “DAB Plus”, uji coba dilakukan di Jakrta. 1 frekuensi memiliki 8 kanal (channel). Beberapa radio, termasuk Pro3 RRI 88,8 FM hanya punya 1 programa. Tetapi DAB Plus RRI mempunyai 8 programa dengan 8 channel, itu teknologi baru, sebagai radio terestrial pertama di Jakarta. Bahkan channel lima RRI Surabaya dipancarkan ke satelit, lalu diterima di RRI Jakarta, dan disalurkan melalui siaran DAB plus.

Kalau DAB kelebihannya apa?

Khusus DAB sudah dikembangkan sejak 4 tahun lalu, sejak saya jadi direktur teknik dan media baru, ini DAB RRI sebagai radio pertama yang menggunakan 8 kanal (channel), mulai musik jazz, musik klasik, musik keroncong, termasuk salah satunya channel RRI Surabaya itu musik 91,7 Mhz (91 FM), juga dipancarkan ke satelit ke DAB Plus di Jakarta, kemudian disiarkan secara nasional.

Radio Visual muncul di dunia. Pertama di RRI Play, siaran Teresterial Satelit, apa yang diinginkan dengan terobosan memanfaatkan perkembangan kemajuan teknologi ini, bahwa dalam rangka memberikan pelayanan siaran supaya memuaskan dan maksimal, maka RRI mencari celah teknologi siaran yang mampu menyentuh kelompok muda atau generasi milenial atau generasi jaman now. Sehingga programa-programa siaran RRI sengaja banyak didesain untuk meraih pendengar di kelompok itu sebanyak-banyaknya. Tentu saja ke depan dengan Radio Visual.

Bagaimana kiprah RRI dibanding negara lain?

Ada yang penting memang untuk disampaikan atau diinfokan, bahwa negara-negara besar di Asia mulai Jepang dengan NHK, Korea Selatan dengan KBS, dan beberapa radio terkenal yang tergabung dalam organisasi ABU (Asia Broadcasting Union), termasuk RRI, melakukan kesepakatan bersama di Cheng Du, Tiongkok, pada akhir 2017, dimana RRI yang memposisikan diri sebagai pejuang media mainstream, sekaligus mengkampanyekan sebagai media untuk melawan hoax. Mengapa itu kemudian dijadikan gerakan untuk melawan hoax oleh negara-negara Asia Pasific, karena media mainstream dalam mengekpose berita melalui proses cukup panjang, dengan seleksi sangat ketat, check and recheck, dan seterusnya yang tidak mungkin akan melakukan pemberitaan bohong atau fitnah atau hoax, apalagi seperti NHK sudah menggunakan kecanggihan teknologi untuk memastikan suatu peristiwa benar-benar terjadi.

NHK kalau ada peristiwa menggunakan satelit dulu, mengecek untuk melihat kebenaran berita itu, kekuatan itulah yang diharapkan mengembalikan public trust (kepercayaan publik). Sebab dengan munculnya digitalisasi, masyarakat dengan mudahnya mendapatkan informasi dan mengekpose kembali informasi itu, dan ketika mereka muda mengekpose itu, disitulah peluang hoax dengan mudah dilakukan, karena tanpa melalui proses seleksi. Oleh karena itu, sangat diharapkan media mainstream mampu memberikan kepecayaan yamg besar kepada masyarakat dunia untuk melawan berita-berita bohong. (*).