Surabaya – Dewan Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Islamiyah Indonesia (DPW LDII) Jawa Timur nitip program ke Calon Gubernur (Cagub) Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak jika nanti diamanahi oleh rakyat Jawa Timur menjadi Gubernur untuk periode 2019-2023.
“Ketiga program yang diharapkan nantinya menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan sebagai Gubernur tersebut menyangkut soal pendidikan, ketahanan pangan dan peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Jawa Timur.
Program tersebut disampaikan Penasehat DPW LDII Jawa Timur Dr Criswanto Santoso saat pertemuan dengan Cagub Khofifah di kantor DPW LDII Jalan Gayungan Vll Surabaya, Kamis (15/2/2018) malam.
Dalam pertemuan tersebut Khofifah ditemani Ketua Timsesnya Drs Roziki yang mantan Kakanwil Depag Jawa Timur dan 15 orang lainya. Rombongan diterima Ketua DPW LDII H Amin Adi, Ketua Umum Pimpinan Pusat LDII Dr Criswanto Santoso dan pengurus harian lainya.
Bagi Khofifah Indar Parawasa bertemu dalam forum seperti ini bukan kali ini saja. Seingat saya sudah tiga atau empat kali baik dalam kapasitas beliau sebagai Menteri Sosial maupun mewakili lembaga lain.
Rencana pertemuan inipun sesungguhnya sudah lama, namun baru kali terlaksana. “Ya kebetulan sama sama punya kegiatan diluar organisasi,” kata Criswanto.
Digambarkan oleh Criswanto bahwa pertemuan berlangsung hampir dua jam dalam suasana sangat dinamis. Dialognyapun sangat santai.
Tujuan pertemuan ini hanya silaturahim biasa. Tapi karena saat ini lagi hangat hangatnya Pilgub, maka dialognya tentu mengarah pada dukungan.
“Saya harus katakan bahwa LDII adalah ormas Islam sehingga kami harus besikap netral.
Saya kira sikap ini sama dengan ormas ormas Islam lainya.
Lagi pula masyarakat saat ini sudah semakin kritis dan cerdas. Tidak perlu harus diarah arahkan.
Masalah pendidikan, ketahanan pangan dan soal PAD menjadi sangat penting. LDII akan terus menyuarakan karena ini menjadi kunci utama pembangunan Jawa Timur selain sektor lainya. Ini adalah hal yang sangat umum tapi perlu untuk didengungkan terus.
Kekuatan APBD Jawa Timur diakuinya sangat tinggi mencapai Rp 30 triliun. Tapi PADnya berapa. Dan apakah selama ini sudah ada yang namanya audit pendapatan.
“Kok saya belum pernah mendengar ada audit pendapatan,” tegas Criswanto setengah bertanya.
Ini keinginan dari masyarakat agar kedepan Jawa Timur lebih baik lagi.
Dibidang pendidikan misalnya, banyak kasus Narkoba yang menjerat pada anak didik kita, kasus asusila atau kasus kasus lainya. Tapi penanganannya baru di hilirnya. Sedangkan di hulunya belum tesentuk.
Di bidang ketahanan pangan misalnya, Jawa Timur telah mampu menyuplay 25 provinsi atau bahkan lumbung pangan nasional. Namun kalau dihitung secara rinci sesungguhnya kesenjangan antara kaya miskin, kesenjangan antara kota dan desa makin tajam.
Jangan karena menyuplay banyak provinsi kemudian dikatakan Jawa Timur aman. Tapi lihatlah bahwa sawah pertanian Jawa Timur sebenarnya makin susut
Juga UMKM, kata Ciswanto
LDII mengajak melakukan penguatan dibidang UMKM. UMKM harus menjadi partnership bukan saling berkompetisi . Semangat partnership harus didengungkan terus. (min)