Meski dari simulasi itu polisi telah menunjukkan kesiapannya, Kapolda Machfud Arifin tetap ingin situasi di pilkada mendatang berlangsung tenang. “Mudah-mudahan di lapangan tidak terjadi kerusuhan. Kami optimis karena masyarakat Jatim bisa menjaga guyub rukun, dan gotong royong menciptakan keamanan di Jatim” lanjutnya.
Menurut Kapolda kelahiran Surabaya itu, diproyeksikan pilkada nanti akan berlangsung aman. Alasannya, masyarakat kini kian dewasa, intelek, dan demokratis. “Sudah bukan masanya lagi kerusuhan, ini jaman “now”. Jadi masyarakatnya cerdas dan memilih pemimpin berdasarkan hati nurani” ujarnya.
*Tampilkan Enam Skenario Pengamanan Pilkada*
Dalam kesempatan ini, terdapat enam skenario yang ditampilkan sebagai upaya pengamanan Pilkada. Keenam skenario yang melibatkan unsur TNI, Polisi, serta Satpol PP itu meliputi, pengamanan saat pendistribuisian surat suara, pengamanan saat masa kampanye, pengamanan saat masa tenang, pengamanan saat pencoblosan, pengamanan saat penetapan pemenang Pemilukada dan pengamanan pasca Pilkada.
Salah satu rangkaian acara yang mendapat perhatian dari hadirin salah satunya adalah dilakukannya pengejaran oleh petugas kepolisian terhadap oknum perusuh saat masa kampanye. Dua buah mobil satlantas Polda Jatim mengejar pengguna motor disertai adu balap dan berbagai manuver, namun akhirnya pengendara motor dapat dilimpuhkan oleh seorang polwan dengan tangan kosong. Berikutnya adalah penanganan menghadapi perusuh saat penetapan pemenang pemilukada oleh KPUD Jawa Timur yang tidak diterima oleh salah satu pendukung pasangan.
Hadir dalam kegiatan ini kedua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jatim, nomor urut 1 Khofifah Indar Parwangsa dan Emil Darda, serta nomor urut 2 Syaifullah Yusuf dan Puti. Kedua pasangan calo gubernur ini diikuti sejumlah pimpinan daerah partai pengusungnya. Mereka hadir untuk melaksanakan sumpah dan dan penandatanganan ikrar Pemilukada damai. (fir)