BANYUWANGI – Memasuki tahun 2018, Kabupaten Banyuwangi kembali merilis sederet agenda wisata yang dikemas dalam Banyuwangi Festival. Tahun ini akan ada 77 event wisata atraktif yang akan mengeksplorasi seni budaya, keindahan alam, olahraga hingga beragam potensi daerah yang pastinya akan menjadi tontonan menarik bagi wisatawan.
Menandai dimulainya pelaksanaan Banyuwangi Festival, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya meluncurkan agenda wisata tersebut di Kantor Kementrian Pariwisata, Kamis (1/2). Menpar memberikan apresiasi kepada Banyuwanhi yang aktif mengemas even pariwisata dalam rangka mempromosikan dan meningkatkan kunjungan wisata.
“Branding Banyuwangi sebagai the city of festival harus memiliki even yang berkualitas sepanjang tahun. Banyuwangi
Festival akan mendorong wisatawan berkunjung ke Banyuwangi karena setiap minggu dapat menyaksikan karnaval dan festival,” jelas Arief.
Dalam kesempatan itu, Menpar juga telah menetapkan Banyuwangi sebagai kota dengan penyelenggara festival terbaik di Indonesia.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menjelaskan, Banyuwangi Festival yang telah digelar rutin sejak 2012 bisa menjadi panduan bagi wisatawan yang ingin menikmati beragam potensi wisata Banyuwangi. ”Banyuwangi Festival kami yakini sebagai cara ampuh untuk meningkatkan awareness orang pada Banyuwangi. Dan sudah terbukti, banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara menikmati aneka atraksi wisata di Banyuwangi Festival,” kata Anas saat dihubungi, Kamis.
Banyuwangi Festival tahun ini lebih istimewa dengan berbagai atraksi wisata baru berbasis potensi dan kearifan lokal. Atraksi primadona wisatawan juga bakal dikemas lebih menarik, seperti Festival Banyuwangi Kuliner dan Art Week (12-15 April), Jazz Pantai Banyuwangi, (12-13 Mei), Banyuwangi Ethno Carnival (29 Juli), Ijen Summer Jazz (22 September), dan Festival Gandrung Sewu (20 Oktober).
Sejumlah atraksi baru dihadirkan, seperti Festival Tahu-Tempe (9-13 Februari) untuk memperkenalkan kampung pembuatan tahu dan tempe di Banyuwangi dan Festival Imlek yang akan menampilkan tradisi khas warga Tionghoa (17 Maret). Selain itu, ada Festival Karya Tari (31 Maret), Fishing Festival (7 April), Festival Cokelat (12 Mei), Festival Kuntulan (3-6 Oktober).