Menteri Pariwisata Arief Yahya temui Menpar China di Thailand

Menteri Pariwisata Arief Yahya temui Menpar China di Thailand

“Sekarang kalau ditotal ada sekitar 150 ribu turis Tiongkok. Jadi sudah normal untuk dikunjungi,” ujarnya.

Penutupan sementara bandara terbesar kedua di Indonesia pada akhir November 2017 itu sempat membuat wisatawan asing, terutama dari China yang ada di Bali panik sehingga mereka yang hendak menuju Pulau Dewata itu membatalkan, menunda, atau bahkan mengalihkan tujuan kunjungan wisatanya.

Kepanikan itu dirasakan oleh wisatawan China yang berangkat sendiri atau melalui biro perjalanan wisata yang tidak memiliki jaringan kerja sama dengan biro perjalanan wisata di Indonesia.

“Oleh karena itu, kami sudah minta bantuan Kedubes China di Jakarta untuk membuat semacam `help desk` atau `contact center` berbahasa China, terutama di bali, baik melalui komunikasi maupun `walk in`. Tempatnya juga sudah kami sediakan di sekitar Pantai Kuta,” katanya.

Ia mengakui bahwa kelemahan utama yang dihadapi Kemenpar, khususnya dalam menghadapi situasi darurat, adalah kurangnya pemandu wisata berbahasa Mandarin.

“Karena itu kami juga telah meminta bantuan Kedubes China di Indonesia dan Konjen China di Bali. Demikian juga kami minta bantuan CNTA untuk mentraining orang-orang Indonesia agar bisa melayani turis dari China. Kalau harus mengirimkan para pemandu ke China, Saya setuju, terutama yang dari Bali,” kata Arief.

Dalam beberapa tahun terakhir, China memberikan sumbangan terbesar kunjungan wisatawan asing ke Indonesia sekaligus menggeser dominasi turis Australia, Jepang, dan Malaysia.

Turis China sangat menyukai objek wisata pantai dan makanan sari laut yang banyak ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia.

Penerbangan ke Bali dilayani oleh beberapa maskapai Indonesia dan China dari Beijing, Shanghai, Guangzhou, Chengdu, Xiamen, Shenzhen, dan kota-kota lain di daratan Tiongkok. (kh)