Pihaknya menyatakan di tahun 2018 APBD lamongan untuk alokasi belanja pelatihan di BLK nilainya hampir 1 miliar yang rencananya pelatihan itu akan ada dua tahapan, yang berbasis kompetensi dan berbasis masyarakat, masing – masing diupayakan biayanya di bagi tiap peserta pelatihan sebesar Rp.700 ribu, dan kuota di tahun 2018 mendatang diperkirakan akan di adakan pelatihan sebanyak 242 anak.
Untuk yang berbasis masyarakat, kata Chusnul supaya masyarakat dan kebutuhan apa yang ada di masyarakat dan usaha yang sedang berkembang juga dapat kita suport melalui pengembangan sumber daya manusianya, sedangkan untuk yang kompetensi adalah sesuai dengan petunjuk regulasinya.
Untuk Kembali ke komitmen perusahaan dengan BLK Chusnul mencontohkan PT. PERTAMINA saat ini sudah bersinergi dengan BLK,” sekitar 21 anak yang sudah kita latih dan dipekerjakan di PT. PERTAMINA,” ungkapnya.
Chusnul menambahkan untuk masalah Corporate social responsibility (CSR) pihaknya tidak memaksa perusahaan untuk harus melalui BLK, tetapi ia berharap ini di maknai sebagai wujud dimana perusahaan juga punya kewajiban peduli dengan lingkungan sosial sekitar wilayah perusahaan dan di mana industri itu beroperasional.
” Pengawasan untuk perusahaan jangan cuma dari satu sisi saja, karena kalau cuma satu sisi saya rasa tidak akan bisa optimal, peran dari media juga sangat membantu dalam hal pengawasan, ” jelas pria yang sebentar lagi akan pensiun tersebut. (ard)