Kategori inovasi yang dilombakan diantaranya tentang tatakelola dan pelayanan publik yang mengandung pembaruan, memberi manfaat, tidak membebani masyarakat, menjadi kewenangan daerah dan dapat direplikasi.
Menjawab pertanyaan media tentang leadership, Pakde Karwo menjelaskan bahwa leadership sebagai kemampuan menggerakkan orang lain dalam rangka mencapai tujuan, tapi serasa tidak digerakkan. Leadership ini juga mengajak ASN untuk bersama-sama menggerakkan potensi pembangunan menuju kesejahteraan.
“Ini yang bekerja memutar roda pembangunan adalah teman-teman dari birokrasi yang dikoordinir Sekdaprov sebagai pejabat tertinggi di birokrasi,” jelasnya.
Salah satu yang diukur dalam leadership ini, lanjutnya, adalah seberapa jauh janji kampanye para kepala daerah sudah terealisasi. Mendagri sendiri sudah tiga kali melakukan survei kepada para gubernur yang akan habis masa jabatannya, termasuk Gubernur Jatim. “Bahwa 95 persen janji kampanye sudah terealisasi,” katanya.
Tentang harapannya kepada pemimpin di Jatim usai dirinya, ia berpesan bahwa hakekatnya pembangunan adalah berkelanjutan dan berkesinambungan. Dimana yang baik diteruskan dan yang baru dimasukkan dalam program. Ia juga percaya bahwa Mendagri, DPRD Provinsi dan BPK akan mengevaluasi hal apa saja yang harus dibenahi.
Ditambahkan, representasi yang paling tinggi dalam pembangunan di Kemendagri adalah Parasamya Purnakarya Nugraha. “Kita dua tahun berturut-turut mendapatkan ini, insyaAllah semoga di tahun berikutnya kita mendapatkan lagi,” harapnya.
Selama kepemimpinan dua periode, Pakde Karwo telah berhasil memberikan catatan positif. Di Tahun 2018, awal Pakde Karwo menjabat, tingkat kemiskinan Jatim sebesar 18,51 persen dan saat ini sampai dengan Maret 2017, tingkat kemiskinan Jatim sebesar 11,77 persen, turun sebesar 6,74 persen.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) juga tercatat menurun 2,42 persen. (guh)