2. Komposisi Ekspor dan Impor barang yang tidak memuaskan
Sebagaimana dijelaskan di bagian awal, Neraca Transaksi Perdagangan Indonesia semakin memburuk semenjak tahun 2012. Di samping itu, komposisi Ekspor dan Impor barang juga tidak sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, komposisi barang Ekspor didominasi oleh barang mineral dan minyak bumi, yang memiliki nilai tambah rendah. Impor barang didominasi oleh mesin dan perlengkapan transportasi serta minyak bumi dan produk turunannya. Hal ini menunjukkan perlunya perbaikan kapasitas manufaktur perekonomian Indonesia.
3. Arus uang keluar yang besar (negative income account)
Peringatan selanjutnya dari Neraca Pembayaran Indonesia adalah nilai arus uang keluar yang besar dan persistent. Secara umum penduduk Indonesia berpikir bahwa Indonesia merupakan penerima modal bersih; namun pada kenyataannya, terdapat net fi nancial outfl ow yang besar setiap tahunnya. jumlah fi nancial outfl ow berupa income selalu lebih besar dari pada jumlah investasi yang ditanamkan oleh pihak luar negeri. Hal ini menunjukkan bahwa return investasi yang didapatkan oleh pihak luar negeri di Indonesia sangat besar dan kurangnya insentif re-investasi di Indonesia.
Beberapa indikator di atas menunjukkan banyak perbaikan mendesak yang perlu dilakukan di Indonesia. Permasalahan ini tidak secara spesifi k terjadi pada sepuluh tahun terakhir saja; hal ini mengindikasikan akslerasi implementasi strategi perbaikan perlu dilakukan. Secara umum,melebihi jumlah investasi yang Indonesia terima. Permasalahan ini merupakan hal fundamental yang perlu diperbaiki untuk memajukan pembangunan Indonesia.