Opini  

Solusi untuk Memperbaiki Neraca Perdagangan Negara Indonesia

Solusi untuk Memperbaiki Neraca Perdagangan Negara Indonesia
Solusi untuk Memperbaiki Neraca Perdagangan Negara Indonesia
Perkembangan Neraca Transaksi Berjalan (Current Account) Indonesia (Sumber: Balance of Payment Statistics IMF)

Gambar 1 menunjukkan perkembangan dan komposisi Neraca Transaksi Berjalan (Current Account) Indonesia sejak tahun 1981. Gambar 1 menunjukkan terdapat peningkatan signifi kan pada angka Current Account semenjak tahun 1997. Hal ini di antaranya disebabkan oleh depresiasi nilai tukar Rupiah serta peningkatan harga komoditas dunia. Angka surplus Neraca Perdagangan ini berubah menjadi negatif pada tahun 2012 dan 2013 disebabkan oleh penurunan harga komoditas dunia serta meningkatnya nilai Impor. Gambar 1 juga menunjukkan jumlah pembayaran income ke luar negeri juga meningkat secara signifi kan semenjak tahun 2009.

Nilai Current Account yang menjadi negatif sejak tahun 2012 memberi tiga peringatan utama. Pertama, hal ini bisa jadi merupakan awal dari semakin memburuknya Neraca Perdagangan Indonesia pada tahun-tahun selanjutnya. Data jumlah produk yang diekspor dan diimpor merupakan data yang persistent, artinya jumlahnya cenderung untuk mengikuti jumlah pada tahun sebelumnya. Permintaan Ekspor yang rendah pada tahun 2012 dan 2013 dapat berindikasi penurunan permintaan Ekspor pada periode selanjutnya. Kedua, nilai Current Account yang negatif membuat Indonesia semakin beresiko mengalami krisis Neraca Pembayaran (Balance of Payment crisis) sebagaimana yang terjadi pada tahun 1998. Jika terjadi arus keuangan balik secara tiba-tiba, maka nilai capital outfl ow (yang sangat volatile) ditambah nilai Current Account yang negatif (hampir 25 miliar Dollar AS pada 2013) dapat dipastikan membuat Indonesia kembali mengalami krisis nilai tukar. Ketiga, sebagai akibat dari nilai Current Account yang negatif, Net International Investment Position (NIIP) Indonesia menjadi semakin negatif. NIIP merupakan akumulasi defi sit neraca transaksi berjalan (Current Account) ditambah perubahan valuasi aset di dalam dan luar negeri. NIIP juga bisa dilihat sebagai selisih antara aset yang berada di luar negeri yang dimiliki oleh penduduk Indonesia dengan aset yang berada di dalam negeri yang dimiliki oleh penduduk luar negeri. Kondisi ini merupakan sesuatu yang tidak baik (sustainable). Pada periode sebelumnya, negara-negara yang mengakumulasi hutang luar negeri terhadap PDB dalam jumlah besar mengalami penarikan arus modal yang kemudian diikuti oleh krisis ekonomi dan keuangan (Schmit-Grohe & Uribe, 2013).