Data menunjukkan bahwa angka pendapatan investasi ini sangat besar bahkan melebihi jumlah investasi yang ditanamkan. Penyebab buruknya neraca perdagangan bisa dilihat dari sisi Ekspor dan Impor. Dari sisi Ekspor, kenaikan nilai Ekspor Indonesia merupakan akibat dari naiknya harga komoditas dunia.3 Meskipun hal ini baik, hal ini juga memberi disinsentif bagi pihak swasta untuk tidak mengembangan industri hilir. Dari sisi Impor, seiring dengan besarnya jumlah penduduk usia muda, nilai konsumsi rumah tangga pun semakin besar. Salah satu efeknya adalah meningkatnya konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Jumlah BBM yang diimpor memberi tekanan pada neraca perdagangan Indonesia. Hal ini menunjukkan banyak perbaikan penting yang perlu dilakukan pemerintahan selanjutnya.
WARNING DARI DATA NERACA PEMBAYARAN (BALANCE OF PAYMENT) INDONESIA
Neraca Pembayaran merupakan statistik transaksi ekonomi sebuah negara dengan negara lainnya di dunia. Transaksi ini meliputi transaksi barang, jasa, pendapatan, serta transaksi yang berkaitan dengan financial claim dan transfer antar pemerintah (IMF, 2007). Berikut adalah beberapa indikator perekonomian yang merupakan peringatan atas fundamental ekonomi Indonesia yang perlu segera diperbaiki.
1. Nilai Neraca Transaksi Berjalan yang Negatif (negative Current Account)
Secara garis besar Neraca Transaksi Berjalan terdiri dari Neraca Perdagangan dan Income Account. Neraca Perdagangan merupakan selisih antara Ekspor dan Impor; sedangkan Income Account merupakan selisih pembayaran penghasilan penduduk Indonesia di luar negeri dengan penghasilan penduduk luar negeri di Indonesia; baik berupa kompensasi pekerja maupun hasil investasi. Apabila Indonesia mengalami surplus Neraca Perdagangan (i.e. nilai Ekspor lebih besar dari pada Impor) serta terdapat net positif pembayaran penghasilan luar negeri, maka Neraca Transaksi Berjalan akan bernilai posistif.